Masa Orba (Orde Baru)
Orde Baru
Hadirnya partai politik dalam suatu sistm
pemerintahan akan berpengaruh terhadap tatanan birokrasi pemerintah. Susunan birokrasi
pemereintah akan terdiri dari jabatan-jabatan yang diisi oleh para birokrat,
dan ada pula yang diisi oleh para pejabat politik. Kehadiran pejabat politik
yang berasal dari kekuatan politik atau partai politik dalam birokrasi
pemerintah tidak bisa dihindari.
Di Indonesia pada masa Orde Baru, yang berkuasa dalam
pemerintahan adalah partai pemenang pemilu. Adapun pemenangnya dari pemilu ke
pemilu gtetap dimenangkan Golkar dengan mayoritas tunggal yang tidak mau
disebut sebagai partai politik. Oleh karena itu, susunan pemerintah dikuasa
oleh Golkar.
Sistem Politik pada masa Orde Baru
Pada zaman orde baru menteri di capai
melalui tentara, dan melalui golongan politik yang tidak mau disebut partai
politik akan tetapi bermain politik. Adapun salah satunya melalui konglomerat,
dan orang-orang dekat istana. Pada pemerintahan Orde Baru kabinet pertama kali
dibentuk adalah Kabinet Ampera. Dalam Kabinet Ampera (Amanat Penderitaan
Rakyat) ini terdapat 3 unsur, yakni: unsur pimpinan dijabat oleh presiden.
Unsur pembantu pimpinan dijabat oleh presidium, dan unsur anggota-anggota
kabinet dijabat oleh menteri. Kabinet terdiri dari 24 departemen, masing-masing
dipimpin oleh seorang menteri.
Selama pemerintahan Orde Baru birokrasi
pemerintahan selalu ditarik dari lokus dan fokus penggunaan kekuasaan yang
sedikit banyak menjauhkan dari terwujudnya demokrasi. Paradigma kekuasaan
selalu bergulir dari waktu-ke waktu, bergerak antara lembaga eksekutif dan
legislatif. Keedua lembaga itu peran militer ikut mewarnai paradigma kekuasaan
tersebut. Pada kurun waktu tertentu lokus kekuasaan berada pada lembaga
eksekutif. Di sini pemerintahan lebih kuat dan menunjukan supermasi kekuasaan
ketimbang lembaga-lembaga yang ada.
Sehingga dengan demikian penggunaan
kekuasaan fokusnya diarahkan agar sentralisasi kekuasaan berasal dan bermuara
disuatu tempat. Pada kurun waktu yang lain, kekuasaan berada pada lembaga
legislatif. Dalam pemerintahan Orde Baru profosionalitas di lembaga legislatif
dan eksekutif tidak bisa diwujudkan.
Partai Politik pada masa Orde Baru
Pada masa Orde Baru Golkar selalu
memenangkan pemilu dengan mayoritas tunggal. Pedahal golkar menanamkan dirinya
bukan partai politik, akan tetapi setiap pemilihan umum ikut sebagai konstestan
pemilu dan selalu memenangkan suara terbanyak. Kabinet Orde baru ini
menteri-menterinya selalu berasal dari para teknokrat bukan politis. Karena
golkar sebagai pemenang pemilu mengutamakan kekaryaan, maka karya itu hanya
bisa dilakukan oleh orang-orang yang profesional dari kalangan teknokrat.
Zaman pemerintahan Orde Baru ini reputasi
partai politik dibuat amat tercela. Dengan partai politik rakyat terpecah-belah
menjadi keping-keping anak bangsa yang membahayakan persatuan. Pendeknya partai
politik tidak ada jasanya bagi bangsa ini. Maka tamatnya riwayat partai politik
saat itu. Peran mereka diganti dengan kerja keras dengan slogan kekaryaan
pembangunan negara dan bangsa ini bisa dilakukan dengan karya yang besar
melalui Golkar.
Dengan demikian peranan partai politik sama
sekali tidak ada, bahkan partai politik acapkali dijadikan dalih yang membuat
tidak ada stabilitas pembangunan bangsa dan negara. Dua partai politik, yakni
PPP dan PDI sama sekali tidak lagi bisa menyentuh pemerintahan. Kejadian ini
sampai berakhir pemerintahan suharto dan diganti dengan pemerintahan reformasi.
Komentar
Posting Komentar