Budaya,
Makanan & Ciri Khas Palangkaraya
Masyarakat Suku Dayak Kalimantan
Tengah sangat menjunjung tinggi kerukunan, saling menghormati, tolong menolong
terhadap sesama manusia baik antara Suku Dayak sendiri maupun Suku Bangsa lain
yang datang atau berada di Bumi Tanbun Bungai, mereka tidak mempersoalkan
terhadap suku-suku bangsa lain, hal ini terlihat dari budaya masyarakat Dayak
yang sangat dikenal yaitu Budaya Rumah Betang.
gambar 1. Rumah Adat Betang Suku Dayak Palangkaraya Kalimantan Tengah
gambar 2. Suasana Kota Palangkaraya Kalimantan Tengah
Kota ini dibangun pada tahun 1957 (UU
Darurat No. 10/1957 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan
Tengah) dari hutan belantara yang dibuka melalui Desa Pahandut di tepi Sungai
Kahayan. Palangkaraya merupakan kota dengan luas wilayah terbesar di Indonesia.
Sebagian wilayahnya masih berupa hutan, termasuk hutan lindung, konservasi alam
serta Hutan Lindung Tangkiling.
Rumah
Betang adalah
sebuah rumah panjang yang didalamnya dihuni beberapa orang keluarga yang hidup
rukun damai antara satu dengan lainnya.
Burung
Tingang (Burung Enggang) adalah lambang pertanda kemakmuran dan
kedinamisan serta tekat masyarakat Kalimantan Tengah untuk ikut serta secara
aktif pemeliharaan dan pelestarian lingkungan.
Mandau
dan Sipet (Parang dan Sumpit) adalah pasangan senjata yang di buat oleh
nenek moyang Suku Dayak Kalimantan Tengah yang digunakan untuk bekerja, berburu
dan menghadapi serangan musuh.
Juhu
Singkah adalah salah satu makanan khas masyarakat Dayak, Kalimantan Tengah.
Makanan ini bisa dijumpai di Kota Palangkaraya, Kalteng. Makanan yang terbuat
dari umbut rotan ini lebih lezat bila dipadukan dengan ikan betok. Umbut rotan
diperoleh warga dengan mencarinya di sekitar hutan tempat mereka tinggal.
Keberanian atau kemauan membangun Kota
Palangkaraya dari suatu daerah hutan menjadi kota bersemboyan “ISEN MULANG”,
dengan modal alam dan tenaga demi kejayaan Negara pada umumnya dan rakyat
Kalimantan pada khususnya.
Dilengkapi dengan amal, kegiatan,
cita-cita dan tekad kepamograjaan bersemboyan “TUT WURI HANDAYANI” untuk
membina atau membimbing masyarakat kearah kesejahteraan rohaniah dan jasmaniah
berpedoman falsafah Negara Pancasila.
sumber:
http://goo.gl/hIYbU8
Komentar
Posting Komentar